
KOTAMOBAGU – Berlokasi di Aceh Convention Center Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), KPU RI kembali menggelar sosialisasi dan Simulasi. Setelah sosialisasi dan simulasi surat suara pemilu, kini simulasi penggunaan aplikasi Sirekap, Rabu (30/03/2022). Kegiatan yang diikuti langsung oleh personil dari KPU Provinsi/Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta serta KIP Provinsi/Kabupaten/Kota se-NAD itu dibuka langsung oleh Dewa Raka Sandi mewakili Ketua KPU RI. Menurutnya kegiatan ini memang hanya menghadirkan dua provinsi karena kedua provinsi tersebut sama sekali belum melakukan rekapitulasi berbasis elektronik dengan aplikasi Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi Surat Suara). “KPU se-Jakarta dan KIP se-NAD tidak menggelar Pilkada pada Tahun 2020 kemarin, sehingga mereka perlu dihadirkan dan diundang di acara ini untuk mensimulasikan secara langsung penerapan Sirekap,” kata Dewa. Penyampaian Dewa tersebut dibenarkan Kepala Biro (Karo) Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU RI, Ibu Melgia Carolina Van Harling. Menurutnya, “DKI Jakarta dan NAD tidak masuk di 270 daerah yang melaksanakan Pilkada Tahun 2020, baik pemilihan gubernur, bupati maupun pemilihan walikota, sehingga mereka yang diundang secara langsung.” Menurut Karo, Sirekap itu hanya memotret hasil akhir dari TPS, apa adanya, dan tidak ada rekayasa; tambah maupun kurang. Terutama untuk formulir halaman perolehan suara. “Jadi tidak perlu khawatir bahwa Sirekap ini akan disalahgunakan oleh penyelenggara. Prinsip Sirekap jelas yaitu mudah, murah, cepat, tranparan dan akuntabel.” Penggunaan Sirekap tersebut bisa menjadi salah satu solusi mengurangi beban kerja petugas TPS saat penghitungan dan rekapitulasi. Karena pengalaman saat Pemilu Tahun 2019 banyak korban berjatuhan akibat begitu banyaknya formulir yang harus mereka salin secara manual, bahkan hingga berhari-hari tanpa jeda. Pada Simulasi kali ini personil KPU se-Jakarta dan NAD yang hadir langsung memperagakan penggunaan Sirekap dengan menjadi Petugas TPS atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di 6 TPS. Mereka mempraktekkan langsung bagaimana mengoperasikan Sirekap, mulai dari instal aplikasi, memfoto formulir C-Hasil, hingga pada pengiriman ke server Sirekap. Dari pantauan melalui kanal youtube KPU RI, simulasi kali ini merupakan kombinasi dari pemilu dan pemilihan (pilkada), karena pada tahun 2024 mendatang kita akan dilakukan Pemilu serta Pemilihan secara serentak di tahun yang sama. “Berdasar pengalaman tahun 2020, kami berharap ke depan tidak akan ada lagi keluhan dan problem yang terjadi saat mengunaan Sirekap pasca penghitungan dan rekapitulasi di TPS. Pengalaman kemarin ditahun 2020 kendalanya adalah server tiba-tiba drop,” kata Asep Sabar, Personil KPU Kota Kotamobagu yang membidangi Teknis Penyelenggaraan Pemilu yang menyaksikan langsung jalannya simulasi secara online. Wilayah Kota Kotamobagu yang hanya memiliki luas sekitar 100 kilometer persegi, lanjut Asep, tidak ada persoalan dengan jaringan internet maupun kendala teknis lainnya. “Namun tiba-tiba problem muncul justru disaat hari H, KPPS kesulitan mengirimkan data ke server, meski sudah diulang-ulang beberapa kali di tempat yang berpindah-pindah. Sehingga diambil keputusan untuk offline (sirekap mobile) yakni dengan memotret saja C-Hasil-nya. Kemudian hasil potretannya langsung diteruskan ke pengawas maupun saksi dan dilanjutkan ke KPU.” (***)