
Sirekap tetap Dibutuhkan
KOTAMOBAGU – Untuk kedua kalinya Pimpinan KPU Kota Kotamobagu menghadiri acara sharing pengalaman penggunaan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) pada Pilkada Tahun 2020 yang digelar Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU RI, Kamis (14/10/2021).
Acara yang sedianya akan digelar hingga lima sesi itu menghadirkan para pembicara dari Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Kabupaten/Kota di Indonesia yaitu Rokhimudin (Kab. Kendal), Roby Ardiansyah (Kab. Ogan Ilir), dan AbdulHaris Doa (Kota Tidore Kepulauan). Mereka menceritakan dan memaparkan secara gamblang bagaimana menerapkan Sirekap, menhadapi masalah dan mencari solusi yang tepat, cepat serta tidak mengurangi manfaat dari kehadiran Sirekap itu sendiri.
“Hampir semua daerah memiliki pengalaman yang sama dalam mengoperasionalkan Sirekap, baik sebelum hari pemungutan suara maupun setelahnya, terutama ketika rekapitulasi di semua tingkatan; kecamatan, kabupaten/kota hingga provinsi,” kata Asep Sabar, anggota KPU Kota Kotamobagu yang membidangi Teknis Penyelenggaraan usai acara tersebut.
Terkait jaringan, lanjut Asep, Kota Kotamobagu memiliki keuntungan yang besar dibandingkan daerah-daerah lainnya di Provinsi Sulawesi Utara, karena seluruh desa/kelurahan bisa terkoneksi jaringan internet dengan baik.
“Hambatannya hanya kala pemadaman bergilir atau provider yang tidak bisa dioperasionalkan dengan baik. Di luar itu Kota Kotamobagu sangat bisa untuk dioperasikannya internet dalam hal ini aplikasi Sirekap,” jelas Asep yang kemarin hadir bersama komisioner lainnya; Iwan Manoppo (Ketua), Yokman Muhaling, Zulkifli Kadengkang, Herdi Dayoh dan Erik S. Sugeha (Kasubag Teknis) serta Nur Aina Masdy (Operator Sirekap).
Acara itu sendiri dibuka langsung oleh Komisioner KPU RI; Arief Budiman dan dikawal penuh oleh Evi Novida Ginting sebagai penanggungjawab Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU RI. Menurut Arief, penggunaan teknologi sebenarnya sudah dimulai sejak pemilu di era reformasi tahun 1999.
“Waktu itu kita masih menggunakan faksimile, karena memang teknologi tercanggih saat itu yah baru faksimile itu. Kemudian seiring berkembangan teknologi, akhirnya digunakan yang namanya sistem informasi penghitungan suara (Situng) dan akhirnya di Pilkada Tahun 2020 kemarin digunakan Sirekap, meski masih baru sebatas alat pendukung.”
Sementara Evi sendiri mengapresiasi apa yang sudah disampaikan oleh para narasumber yang hadir diacara sharing pengalaman Sirekap untuk sesi kedua ini. Dia berharap untuk sesi-sesi selanjutnya tidak kalah menariknya dengan yang sudah berjalan. (*)